Sabtu, 24 Agustus 2013

“17 Tough Warriors” Challenge Warnai Independence Day Run

 
JAKARTA, Kompas.com - Penyelenggaraan kegiatan Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih akan segera berlangsung dalam hitungan hari. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 ini merupakan event pertama yang diselenggarakan di depan Istana Merdeka di mana Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan pelepasan pelari.

Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih ini merupakan kegiatan olahraga lari dengan jarak 17 kilometer (17K) dan 8 kilometer (8K) yang akan diikuti oleh sekitar 45.000 peserta. Angka ini melambangkan tanggal 17 Agustus yang merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung pada 25 Agustus 2013 dan dimulai sejak pukul 06.00 WIB dari depan Istana Merdeka dan berakhir di Pintu Barat Daya, Monas, Jakarta.

Satu yang unik dari penyelenggaraan kegiatan olahraga lari ini adalah adanya kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge yang merupakan inisiatif dari Brigif Linud 17 Kostrad. Selain dalam rangka memeriahkan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68, kegiatan ini juga merupakan “special tribute” bagi para pejuang yang gugur dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

“Peserta 17 Tough Warriors Challenge ini adalah prajurit Brigif Linud 17 Kostrad yang terdiri dari 4 Perwira, 5 Bintara, dan 8 Tamtama yang juga simbolisasi dari tanggal 17 Agustus 1945. Seluruh prajurit ini akan mengenakan pakaian dinas lapangan dengan perlengkapan tempur selama mengikuti lari 17K dalam Independence Day Run.

Menjadi tantangan tersendiri bagi para prajurit mengingat beratnya perlengkapan yang harus dibawa selama berlari kurang lebih seberat 17 kilogram. Tentu berbeda antara berlari dengan menggunakan running apparels dengan menggunakan combat gears,” ujar Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA, selaku penggagas Garuda Finishers dan 17 Tough Warriors Challenge ini.

Kegiatan ini diharapkan akan menjadi sebuah tradisi yang baik, dimana pada prinsipnya dilakukan tidak hanya untuk mengenang para pejuang kemerdekaan, tapi juga didedikasikan untuk rekan-rekan prajurit TNI yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan NKRI, baik saat menjalankan tugas operasi pertempuran maupun latihan. Kegiatan lari semacam ini juga dikenal di sejumlah negara lain dengan sebutan ‘tough ruck’ atau ‘tribute to fallen comrades’.

“Melalui tradisi baru yang positif ini diharapkan prajurit TNI bisa semakin menunjukkan penghormatan kepada rekan-rekan mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk negara dan bangsa dalam berbagai macam penugasan. Kita juga berharap kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge ini bisa lebih mengenalkan dan mendekatkan militer kepada masyarakat, selaras dengan salah satu semangat dibentuknya Garuda Finisher, yaitu mensinergikan komponen sipil dan militer melalui olahraga lari,” tambah Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA.

Ia berharap agar tradisi baru yang dilaksanakan dalam kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge bisa diikuti dalam event-event lari lainnya di masa mendatang, baik yang diselenggarakan oleh Garuda Finishers maupun berbagai komunitas pelari lainnya di Indonesia.

Event Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih ini merupakan kegiatan bersama yang diselenggarakan secara gabungan oleh Istana Kepresidenan, TNI, POLRI, Kementerian terkait, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta Garuda Finisher selaku partner organizer.

Rute lari akan menggunakan rute Car Free Day yang dimulai di depan Istana Merdeka. Untuk lari 17K akan melintasi Jalan Thamrin, Semanggi, Sudirman, Sisingamangaraja, kemudian berputar di depan sekolah Al-Azhar dan kembali melintasi sisi jalan berlawanan hingga berakhir di Silang Monas melalui Pintu Barat Daya. Sedangkan untuk lari 8K sendiri akan berputar di depan Chase Plaza dan kembali dengan finish yang sama di Silang Monas.
 
Sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2013/08/21/1950404/.17.Tough.Warriors.Challenge.Warnai.Independence.Day.Run
 
Analisa : 
         Saya setuju dengan adanya 17 pasukan Kostrad yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Independence Day Run tersebut. Menurut saya, dengan mengikuti kegiatan tersebut maka pasukan Kostrad bisa merasakan beratnya perjuangan pasukan Indonesia dulu. Hal tersebut akan memotivasi dan menambah semangat nasionalisme para pasukan Kostrad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah berumur 68 tahun ini. Selain itu dengan mengikuti kegiatan tersebut mereka juga menunjukan penghormatan kepada rekan - rekan mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negara dalam berbagai macam penugasan.
 
           Dengan adanya pasukan Kostrad dalam kegiatan Independence Day Run tersebut juga akan mengenalkan militer Indonesia kepada masyarakat sipil. Hal ini bertujuan agar militer Indonesia semakin dekat dengan masyarakat umum. Jika militer Indonesia semakin dekat dengan masyarakat umum maka akan timbul kesinergian antara masyarakat sipil dan militer Indonesia.
 
     Menurut saya, dengan adanya kegiatan Independence Day Run ini akan menumbuhkan rasa nasionalisme  warga Indonesia. Dalam kegiatan tersebut kita bisa merasakan betapa beratnya perjuangan para pahlawan Indonesia dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan Indonesia berjuang sampai titik darah penghabisan. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia memang sudah sepatutnya memberikan pengahargaan dan penghormatan pada para pahlawan tersebut. Salah satunya caranya adalah dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Independence Day Run tersebut. 
 
           Jadi kesimpulannya saya setuju dengan adanya kegiatan Independence Day Run tersebut. Saya berharap kegiatan tersebut bisa diselenggarakan lagi pada tahun - tahun yang akan datang.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Basuki: Lawan Politik Kita Ciptakan "Ahok Vs PKL"


JAKARTA, KOMPAS.com — Kesal dituding kalau DKI anti-pedagang kaki lima (PKL), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak terima. Dia balik menuding ada pihak-pihak yang menciptakan pandangan karena tidak menyukai kepemimpinan Basuki bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kita bukan anti-PKL. Cuma kan lawan (politik) kita keluarnya 'Ahok vs PKL'... dan bikin PKL benci sama kita," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (15/8/2013).

Padahal, menurut Basuki, pedagang asli Tanah Abang bersikap baik dan menginginkan kelancaran relokasi. Sementara itu, menurut dia, PKL yang menolak untuk direlokasi hingga menggedor-gedor pagar Balaikota menolak relokasi bukanlah pedagang asli. Mereka hanya pedagang musiman atau hanyalah pendemo yang dibayar oleh beberapa pihak.

Saat beberapa pedagang asli Tanah Abang mendatangi Basuki, ia bertanya sudah berapa lama berdagang di Tanah Abang. Basuki kemudian menjelaskan, kalau mereka sudah berdagang sampai puluhan tahun, apakah pernah Pemprov DKI memberikan solusi relokasi dan membebaskan biaya sewa kios selama enam bulan pertamanya.

"Cuma era Pak Jokowi saja yang ada. Jadi, mana yang bilang Pak Jokowi tidak pro-PKL? Mana mungkin beliau tidak pro. Dia saja kalau makan sukanya di PKL, kok," kata Basuki.

Hanya, ia tidak menginginkan pedagang berusaha menduduki lahan negara. Pemprov DKI pun telah berkomitmen untuk menegakkan peraturan yang ada. Keberadaan PKL di Jakarta telah melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Para penghuni ilegal tanah negara itu akan dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Apabila pedagang masih memilih bertahan untuk berdagang di jalan, mereka hanya tinggal memilih untuk membayar denda sesuai yang ditulis di dalam perda tersebut atau dikurung selama beberapa hari.

"Kita masih gunakan perda. Kalau kita pakai UU Lalu Lintas, bisa lebih tinggi sanksinya, kena denda bisa sampai Rp 50 juta. Kita begitu saja prinsipnya," kata alumnus Universitas Trisakti itu.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/15/0956069/Basuki.Lawan.Politik.Kita.Ciptakan.Ahok.vs.PKL.


Analisa : 
              Saya setuju dengan pernyataan Ahok bahwa beliau dan Pak Jokowi sudah pro PKL. Mereka sudah melakukan hal yang tepat yaitu dengan menyediakan fasilitas berupa gedung pertokoan resmi bagi para PKL. Selama ini para PKL menempati jalan raya milik pemerintah yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum masyarakat bukan untuk kepentingan individu para PKL. Adanya para PKL di jalanan menyebabkan kemacetan. Seharusnya pedagang Tanah Abang mendukung gerakan Pak Jokowi - Ahok ini karena mereka bisa mendapat tempat berjualan yang resmi dan bebas biaya sewa selama 6 bulan pertama. Selain itu dengan adanya gedung tersebut pasti akan berdampak positif bagi para PKL sehingga roda ekonomi akan berputar lebih kencang. 
           
             Menurut saya, pedagang yang menolak direlokasi hanya ingin memperburuk citra Pak Jokowi dan Ahok di mata masyarakat. Mereka tidak suka dengan pemerintahan Pak Jokowi - Ahok dan ingin menjatuhkan kekuasaan mereka. Padahal Pak Jokowi - Ahok hanya ingin menegakkan peraturan yang ada. Saya sangat setuju dengan pemberian sanksi kepada pedagang yang menolak direlokasi karena bagaimanapun juga mereka telah melanggar peraturan yang berlaku. Jadi untuk membuat perubahan pada kota Jakarta ini harus digunakan cara yang tegas dan juga harus ada kesadaran masyarakat agar kota Jakarta ini semakin tertib dan nyaman bagi semua kalangan.

Titus 3 : 1 
" Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. "