Jumat, 01 November 2013

JADI JAGOAN ALA AHOK

Analisa :
            Menurut saya, Pak Ahok adalah seorang politikus yang jujur, mandiri, disiplin, serta peduli dengan semua orang di sekitarnya tanpa membeda – bedakan suku, ras, dan agama. Walapun beliau beragama Kristen, beliau mau membantu rakyat miskin di sekitarnya yang mayoritas beragama Islam. Pak Ahok tidak merasa takut sebagai golongan minoritas di pemerintahan. Beliau justru memanfaatkan perbedaan agama itu sebagai kekuatan untuk membuktikan bahwa semua agama itu sama saja dan yang terpenting adalah bagaimana pejabat itu mensejahterakan rakyat dan tidak melakukan korupsi terhadap uang yang seharusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
           
Pak Ahok ingin membantu rakyat miskin, tetapi iapun tidak mau ikut miskin jadi akhirnya beliau memilih menjadi pejabat publik agar bisa membantu rakyat miskin dengan uang negara. Awalnya beliau menjadi anggota DPRD Belitung Timur. Lalu pada tahun 2005 Pak Ahok menjadi bupati Belitung Timur. Beliau memberikan asuransi pendidikan dan kesehatan gratis pada warga Belitung Timur. Hal ini membuktikan bahwa Pak Ahok selalu mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya. Beliau melakukan kampanye sendirian tanpa tim sukses. Beliau melakukan kampanye dengan cara – cara yang sederhana tapi sangat berguna seperti keliling ke rumah – rumah warga dan meminta aspirasi mereka. Modal yang terpenting bukanlah uang, melainkan keberanian untuk mencoba dan ketulusan hati untuk mambantu. Oleh karena itu, beliau tidak mengeluarkan uang sama sekali dalam kampanyenya. Dan akhirnya beliau pun terpilih sebagai anggota DPR RI. Hal ini membuktikan bahwa uang bukan segalanya, tetapi yang terpenting adalah keberanian dan niat  untuk membantu rakyat.

Pak Ahok juga tidak segan – segan memberi nomor teleponnya kepada masyarakat Belitung Timur agar masyakarat bisa mengirim sms kepada beliau untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan mereka. Beliau juga berfoto bersama warga agar warga semakin mengenal Ahok dan mengingat Ahok. Menurut saya, cara ini sangat cerdik karena dengan berfoto bersama maka warga akan selalu mengingat nama Ahok jadi kemungkinan besar mereka akan meilih Ahok dalam pemilihan. Pak Ahok juga selalu bersikap rendah hati terhadap masyarakat. Hal ini juga menjadi salah satu kunci kesuksesan Pak Ahok.

Jadi kesimpulannya adalah saya setuju dengan cara yang dilakukan oleh Pak Ahok untuk menjadi pejabat publik. Beliau tidak bermodalkan uang, melainkan bermodalkan keberanian dan kerendahan hati untuk membantu. Beliau juga tidak mementingkan uang, tetapi mengutamakan kepentingan rakyat. Seharusnya para politikus saat ini meniru sifat Pak Ahok tersebut supaya kesejahteraan rakyat dapat terwujud dan budaya korupsi dapat dihilangkan.
 
sumber : http://www.youtube.com/watch?v=GCrXm6EOgsQ ( Jadi Jagoan Ala Ahok / Fight Like Ahok )

Jumat, 04 Oktober 2013

Basuki: Jangan Hukum Mati, Sita Semua Hartanya


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak sependapat dengan pendapat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshidiqie yang menyebutkan kalau Ketua MK Akil Mochtar pantas dihukum mati.

Menurut Basuki, langkah paling tepat untuk menindak semua koruptor adalah dengan menyita semua harta kepemilikannya. "Paling benar, jangan dihukum mati, tapi sita semua hartanya. Karena orang bisa bertobat, kenapa harus hukuman mati sih," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Kemudian, bagaimana cara Basuki dalam mengantisipasi tindak pidana korupsi di dalam tubuh Pemprov DKI? Basuki menjelaskan, Pemprov DKI kini telah bekerja sama dengan BPK untuk menciptakan sistem transaksi keuangan yang transparan atau yang dinamakan non-cash transaction (NCT).

Sistem tersebut dapat menutup celah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di tubuh Pemprov DKI. Melalui sistem tersebut, transaksi antara pihak Pemprov DKI dan rekanan atau pihak ketiga tidak lagi dilakukan secara langsung, tetapi wajib bertransaksi dari bank ke bank.

Hal ini juga berlaku bagi pihak ketiga yang membelanjakan uang itu. Selain akan mengaudit dan mengawasi transaksi keuangan di tubuh Pemprov DKI, sistem itu juga akan mengawasi pengelolaan keuangan oleh BUMD DKI.

Melalui sistem itu, kata Basuki, akan bisa diketahui pihak mana saja yang melakukan tindak korupsi. Nantinya, transaksi keuangan itu akan diaudit oleh tim auditor yang telah terakreditasi dengan dibantu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Jadi, memang kita mau transaksi non-cash. Jangan hukum mati, aku ini maha pengampun dan penyayang, hehehe," ujar Basuki meniru firman Tuhan.

Sebelumnya, mantan Ketua MK Jimly menilai, Akil terbukti secara kasatmata melakukan tindak pidana korupsi karena ditangkap dalam sebuah operasi tangkap tangan. Sebagai ketua lembaga penegak hukum, menurutnya, hukuman yang pantas untuk Akil adalah hukuman mati.

Jimly mengatakan, meski UU tidak mengatur hukuman mati, jaksa KPK dapat menuntut hukuman mati bagi Akil. Hukuman maksimal, menurut Jimly, diperlukan untuk memberi efek jera untuk Akil sebagai pemangku jabatan paling tinggi yang pernah diciduk KPK.

Akil ditangkap KPK bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Chairun Nisa, dan seorang pengusaha bernama Cornelis di kediaman Akil di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, pada Rabu (2/10/2013) malam.

Tak lama setelahnya, penyidik KPK juga menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih serta pihak swasta berinisial DH di sebuah hotel di kawasan Jakarta Pusat. Bersamaan dengan penangkapan ini, KPK menyita sejumlah uang dollar Singapura dan dollar Amerika yang dalam rupiah bernilai Rp 2,5 miliar-Rp 3 miliar.

Kini, KPK menetapkan Akil dan tiga orang lainnya sebagai tersangka kasus dugaan suap Pilkada Gunung Mas.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/10/03/2054156/Basuki.Jangan.Hukum.Mati.Sita.Semua.Hartanya.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kpopwp

Analisa : 
           Saya setuju dengan Pak Basuki bahwa langkah paling tepat untuk menindak semua koruptor adalah dengan menyita semua harta kepemilikannya. Memang benar setiap orang bisa bertobat, jadi para koruptor tidak perlu dihukum mati. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan bahwa kita harus mengampuni orang lain yang telah berbuat salah pada kita. Dalam kasus ini Pak Akil telah berbuat salah pada negara dengan melakukan korupsi, jadi negara harus berusaha mengampuni, tetapi tetap harus diproses secara hukum karena bagaimanapun juga korupsi itu perbuatan yang melanggar hukum.
         
           Dengan menyita semua harta seorang koruptor, maka koruptor itu pasti akan merasa jera. Ia akan merasa jera karena tidak memiliki uang maupun aset sedikitpun. Hal itu akibat dari perilaku korupsinya , jadi ia pasti akan sadar bahwa koruspi itu akan merugikan dirinya sendiri sehingga ia tidak akan melakukan korupsi lagi. 

        Saya juga setuju dengan sistem transaksi keuangan yang transparan atau yang dinamakan non-cash transaction (NCT). Melalui sistem tersebut, transaksi antara pihak Pemprov DKI dan rekanan atau pihak ketiga tidak lagi dilakukan secara langsung, tetapi transaksi dari bank ke bank. Dengan demikian maka akan bisa diketahui pihak mana saja yang melakukan tindak korupsi dilihat dari jumlah uang yang ditransfer. Hal ini akan mempermudah kerja KPK untuk segera mengetahui orang yang melakukan korupsi dan KPK bisa langsung meringkusnya.
           

           

Tahun Depan, Jokowi Ingin Terminal di DKI Bergaya Betawi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi semua terminal di Ibu Kota. Gaya Betawi dipilih sebagai desain terminal baru.

"Bukan sekadar renovasi, tapi bangun ulang. Konsepnya kolonial. Tak modern, ada aksen Betawi," ujarnya di Balaikota, Senin (26/8/2013) sore.

Jokowi menjelaskan, arsitektur Betawi yang tampak di terminal-terminal Jakarta merupakan kekuatan dan karakter terminal pada masa depan. "Tidak hanya aksen Betawi kekuatannya, tapi juga ada konsep green-nya," jelas Jokowi.

Hingga saat ini, Pemprov DKI melalui Dinas Perhubungan telah merampungkan desain umumnya. Setelah jadi, desain tersebut akan diumumkan kepada masyarakat. Ia yakin respons masyarakat baik.

Mantan Wali Kota Surakarta itu memperkirakan desain terminal selesai tahun 2013 ini, dan pembangunannya akan dilaksanakan awal 2014 yang akan datang. Semua pembiayaan menggunakan APBD DKI 2013/2014.

Sumber : http://lipsus.kompas.com/gebrakan-jokowi-basuki/read/xml/2013/08/26/1559274/Tahun.Depan.Jokowi.Ingin.Terminal.di.DKI.Bergaya.Betawi


Analisa : 
          Saya setuju dengan rencana Pak Jokowi di atas. Saat ini banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia. Masyarakat pun sudah mulai melupakan budayanya sendiri. Masyarakat Indonesia lebih tertarik pada trend budaya barat masa kini dibandingkan dengan budaya Indonesia sendiri. Oleh karena itu,  memang sudah seharusnya pemerintah berusaha untuk melestarikan budaya Indonesia agar masyarakat sadar bahwa kebudayaan Indonesia tidak kalah bagus dari budaya barat
           
     Saya sangat mendukung pembangunan terminal dengan gaya Betawi tersebut. Menurut saya, terminal dengan gaya Betawi mempunyai keunikan tersendiri. Dengan dibangunnya terminal tersebut maka masyarakat Jakarta akan lebih tertarik untuk pergi ke terminal itu. Selain itu, terminal juga akan dibangun dengan konsep green, jadi masyarakat akan merasa nyaman untuk pergi ke terminal. 

        Jadi kesimpulannya saya setuju dengan rencana Pak Jokowi untuk merevitalisasi terminal di Jakarta menjadi terminal dengan aksen Betawi.

 

Sabtu, 24 Agustus 2013

“17 Tough Warriors” Challenge Warnai Independence Day Run

 
JAKARTA, Kompas.com - Penyelenggaraan kegiatan Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih akan segera berlangsung dalam hitungan hari. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 ini merupakan event pertama yang diselenggarakan di depan Istana Merdeka di mana Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan pelepasan pelari.

Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih ini merupakan kegiatan olahraga lari dengan jarak 17 kilometer (17K) dan 8 kilometer (8K) yang akan diikuti oleh sekitar 45.000 peserta. Angka ini melambangkan tanggal 17 Agustus yang merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kegiatan ini akan berlangsung pada 25 Agustus 2013 dan dimulai sejak pukul 06.00 WIB dari depan Istana Merdeka dan berakhir di Pintu Barat Daya, Monas, Jakarta.

Satu yang unik dari penyelenggaraan kegiatan olahraga lari ini adalah adanya kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge yang merupakan inisiatif dari Brigif Linud 17 Kostrad. Selain dalam rangka memeriahkan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68, kegiatan ini juga merupakan “special tribute” bagi para pejuang yang gugur dalam merebut kemerdekaan Indonesia.

“Peserta 17 Tough Warriors Challenge ini adalah prajurit Brigif Linud 17 Kostrad yang terdiri dari 4 Perwira, 5 Bintara, dan 8 Tamtama yang juga simbolisasi dari tanggal 17 Agustus 1945. Seluruh prajurit ini akan mengenakan pakaian dinas lapangan dengan perlengkapan tempur selama mengikuti lari 17K dalam Independence Day Run.

Menjadi tantangan tersendiri bagi para prajurit mengingat beratnya perlengkapan yang harus dibawa selama berlari kurang lebih seberat 17 kilogram. Tentu berbeda antara berlari dengan menggunakan running apparels dengan menggunakan combat gears,” ujar Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA, selaku penggagas Garuda Finishers dan 17 Tough Warriors Challenge ini.

Kegiatan ini diharapkan akan menjadi sebuah tradisi yang baik, dimana pada prinsipnya dilakukan tidak hanya untuk mengenang para pejuang kemerdekaan, tapi juga didedikasikan untuk rekan-rekan prajurit TNI yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan NKRI, baik saat menjalankan tugas operasi pertempuran maupun latihan. Kegiatan lari semacam ini juga dikenal di sejumlah negara lain dengan sebutan ‘tough ruck’ atau ‘tribute to fallen comrades’.

“Melalui tradisi baru yang positif ini diharapkan prajurit TNI bisa semakin menunjukkan penghormatan kepada rekan-rekan mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk negara dan bangsa dalam berbagai macam penugasan. Kita juga berharap kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge ini bisa lebih mengenalkan dan mendekatkan militer kepada masyarakat, selaras dengan salah satu semangat dibentuknya Garuda Finisher, yaitu mensinergikan komponen sipil dan militer melalui olahraga lari,” tambah Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA.

Ia berharap agar tradisi baru yang dilaksanakan dalam kegiatan “17 Tough Warriors” Challenge bisa diikuti dalam event-event lari lainnya di masa mendatang, baik yang diselenggarakan oleh Garuda Finishers maupun berbagai komunitas pelari lainnya di Indonesia.

Event Independence Day Run “Semangat 17/8” Untuk Merah Putih ini merupakan kegiatan bersama yang diselenggarakan secara gabungan oleh Istana Kepresidenan, TNI, POLRI, Kementerian terkait, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta Garuda Finisher selaku partner organizer.

Rute lari akan menggunakan rute Car Free Day yang dimulai di depan Istana Merdeka. Untuk lari 17K akan melintasi Jalan Thamrin, Semanggi, Sudirman, Sisingamangaraja, kemudian berputar di depan sekolah Al-Azhar dan kembali melintasi sisi jalan berlawanan hingga berakhir di Silang Monas melalui Pintu Barat Daya. Sedangkan untuk lari 8K sendiri akan berputar di depan Chase Plaza dan kembali dengan finish yang sama di Silang Monas.
 
Sumber : http://olahraga.kompas.com/read/2013/08/21/1950404/.17.Tough.Warriors.Challenge.Warnai.Independence.Day.Run
 
Analisa : 
         Saya setuju dengan adanya 17 pasukan Kostrad yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Independence Day Run tersebut. Menurut saya, dengan mengikuti kegiatan tersebut maka pasukan Kostrad bisa merasakan beratnya perjuangan pasukan Indonesia dulu. Hal tersebut akan memotivasi dan menambah semangat nasionalisme para pasukan Kostrad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah berumur 68 tahun ini. Selain itu dengan mengikuti kegiatan tersebut mereka juga menunjukan penghormatan kepada rekan - rekan mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negara dalam berbagai macam penugasan.
 
           Dengan adanya pasukan Kostrad dalam kegiatan Independence Day Run tersebut juga akan mengenalkan militer Indonesia kepada masyarakat sipil. Hal ini bertujuan agar militer Indonesia semakin dekat dengan masyarakat umum. Jika militer Indonesia semakin dekat dengan masyarakat umum maka akan timbul kesinergian antara masyarakat sipil dan militer Indonesia.
 
     Menurut saya, dengan adanya kegiatan Independence Day Run ini akan menumbuhkan rasa nasionalisme  warga Indonesia. Dalam kegiatan tersebut kita bisa merasakan betapa beratnya perjuangan para pahlawan Indonesia dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan Indonesia berjuang sampai titik darah penghabisan. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia memang sudah sepatutnya memberikan pengahargaan dan penghormatan pada para pahlawan tersebut. Salah satunya caranya adalah dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Independence Day Run tersebut. 
 
           Jadi kesimpulannya saya setuju dengan adanya kegiatan Independence Day Run tersebut. Saya berharap kegiatan tersebut bisa diselenggarakan lagi pada tahun - tahun yang akan datang.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Basuki: Lawan Politik Kita Ciptakan "Ahok Vs PKL"


JAKARTA, KOMPAS.com — Kesal dituding kalau DKI anti-pedagang kaki lima (PKL), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak terima. Dia balik menuding ada pihak-pihak yang menciptakan pandangan karena tidak menyukai kepemimpinan Basuki bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kita bukan anti-PKL. Cuma kan lawan (politik) kita keluarnya 'Ahok vs PKL'... dan bikin PKL benci sama kita," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (15/8/2013).

Padahal, menurut Basuki, pedagang asli Tanah Abang bersikap baik dan menginginkan kelancaran relokasi. Sementara itu, menurut dia, PKL yang menolak untuk direlokasi hingga menggedor-gedor pagar Balaikota menolak relokasi bukanlah pedagang asli. Mereka hanya pedagang musiman atau hanyalah pendemo yang dibayar oleh beberapa pihak.

Saat beberapa pedagang asli Tanah Abang mendatangi Basuki, ia bertanya sudah berapa lama berdagang di Tanah Abang. Basuki kemudian menjelaskan, kalau mereka sudah berdagang sampai puluhan tahun, apakah pernah Pemprov DKI memberikan solusi relokasi dan membebaskan biaya sewa kios selama enam bulan pertamanya.

"Cuma era Pak Jokowi saja yang ada. Jadi, mana yang bilang Pak Jokowi tidak pro-PKL? Mana mungkin beliau tidak pro. Dia saja kalau makan sukanya di PKL, kok," kata Basuki.

Hanya, ia tidak menginginkan pedagang berusaha menduduki lahan negara. Pemprov DKI pun telah berkomitmen untuk menegakkan peraturan yang ada. Keberadaan PKL di Jakarta telah melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Para penghuni ilegal tanah negara itu akan dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Apabila pedagang masih memilih bertahan untuk berdagang di jalan, mereka hanya tinggal memilih untuk membayar denda sesuai yang ditulis di dalam perda tersebut atau dikurung selama beberapa hari.

"Kita masih gunakan perda. Kalau kita pakai UU Lalu Lintas, bisa lebih tinggi sanksinya, kena denda bisa sampai Rp 50 juta. Kita begitu saja prinsipnya," kata alumnus Universitas Trisakti itu.

Sumber : http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/15/0956069/Basuki.Lawan.Politik.Kita.Ciptakan.Ahok.vs.PKL.


Analisa : 
              Saya setuju dengan pernyataan Ahok bahwa beliau dan Pak Jokowi sudah pro PKL. Mereka sudah melakukan hal yang tepat yaitu dengan menyediakan fasilitas berupa gedung pertokoan resmi bagi para PKL. Selama ini para PKL menempati jalan raya milik pemerintah yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum masyarakat bukan untuk kepentingan individu para PKL. Adanya para PKL di jalanan menyebabkan kemacetan. Seharusnya pedagang Tanah Abang mendukung gerakan Pak Jokowi - Ahok ini karena mereka bisa mendapat tempat berjualan yang resmi dan bebas biaya sewa selama 6 bulan pertama. Selain itu dengan adanya gedung tersebut pasti akan berdampak positif bagi para PKL sehingga roda ekonomi akan berputar lebih kencang. 
           
             Menurut saya, pedagang yang menolak direlokasi hanya ingin memperburuk citra Pak Jokowi dan Ahok di mata masyarakat. Mereka tidak suka dengan pemerintahan Pak Jokowi - Ahok dan ingin menjatuhkan kekuasaan mereka. Padahal Pak Jokowi - Ahok hanya ingin menegakkan peraturan yang ada. Saya sangat setuju dengan pemberian sanksi kepada pedagang yang menolak direlokasi karena bagaimanapun juga mereka telah melanggar peraturan yang berlaku. Jadi untuk membuat perubahan pada kota Jakarta ini harus digunakan cara yang tegas dan juga harus ada kesadaran masyarakat agar kota Jakarta ini semakin tertib dan nyaman bagi semua kalangan.

Titus 3 : 1 
" Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. "